Top Ad 970x90

Masjid Al Jum’ah, Dibangun dari Pecahan Bebatuan

by
Masjid Al Jumu’ah
Masjid Al Jum’ah, dibangun dari pecahan bebatuan
Awal dibangunnya masjid ini menggunakan pecahan bebatuan. Bangunan masjid ini kecil, bahkan tidak mampu menampung lebih dari 70 jamaah.


Dibangun masjid ini di saat pertama Rasulullah melakukan shalat Jum’at di sana. Ketika Rasulullah tiba di Quba’ pada 4 Muharram 1 Hijriyah (16 Juli 622 M), beliau tinggal disana kurang lebih hingga Jum’at. Pada saat beliau melanjutkan perjalanan menuju Yatsrib/Madinah, waktu shalat Jum’at telah masuk, maka beliau mengerjakan shalat di tempat tersebut.

Pembangunan Masjid Al-Jum’ah ini diulang beberapa kali hingga tahun 1409 H. Raja Fahd bin Abdul Aziz memerintahkan perombakan dan perluasan kemudian melengkapinya dengan beberapa fasilitas pendukung, seperti asrama untuk imam dan muadzin, perpustakaan, madrasah menghafal Alquran, mushala untuk wanita, tempat wudhu, dan toilet.

Saat ini Masjid Al-Jum’ah mampu menampung 650 jamaah, masjid ini memiliki menara tinggi yang sangat indah dan kubah utama tepat di atas area shalat bagian tengah, ditambah dengan empat kubah kecil.

Kisah Pemberian Nama Masjid Al Jum'ah
Di dalam suatu riwayat, Ibnu Sirin menyebut bahwa suatu hari sebelum sampainya Rasulullah SAW di Madinah-ketika  berhijrah dari Mekkah ke Madinah dan sebelum turunnya QS. Al-Jum'ah (62), penduduk Madinah berkumpul disana.

Di antara mereka, yakni salah seorang dari kaum Anshar, mengajukan persoalan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani memiliki hari-hari tertentu yang mereka manfaatkan untuk berkumpul. Umat Yahudi dengan hari Sabbat (Sabtu)-nya dan umat Nasrani dengan hari Ahad (Minggu)-nya. Oleh karena itu, umat Islam menjadikan hari 'Arubah sebagai hari yang dimanfaatkan untuk berkumpul dan beribadah kepada Allah Ta'ala dan mensyukuri segenap nikmat-Nya.

Di dalam pertemuan yang pertama kali itu berlangsung di rumah As'ad ibn Zurrah, mereka mengubah nama al-'Arubah dengan nama yang baru, yaitu Al-Jum'ah (Jum’at). Untuk kepentingan pertemuan hari itu As'ad bin Zurrah, sebagai tuan rumah, menyembelih seekor kambing atau domba.

Menurut riwayat lain, sebagaimana disebutkan di dalam Kitab Lisanul 'Arab, orang yang pertama kali menamakan hari  al-'Arubah tersebut dengan al-Jum'ah adalah Ka'ab bin Lu'ai.


Kemudian dengan berbagai alasan-sebagaimana yang tercantum di dalam beberapa hadits yang di antaranya diriwayatkan oleh Muslim, Malik, dan Abu Dawud, hari Jum’at, di dalam komunitas Muslim, dikenal sebagai suatu hari yang paling mulia di antara hari-hari yang lain.

Masjid Jum'ah terletak di barat daya Madinah, di dekat Wadi Ranuna', dengan jarak 700 meter utara Masjid Quba' dan 6 kilometer dari Masjid Nabawi.
 
jumrahonline

Masjid Qiblatain, Satu Shalat dengan Dua Kiblat

by
Masjid Qiblatain, Satu Shalat dengan Dua Kiblat
Masjid Qiblatain merekam sejarah tentang arah salat. Semula masjid ini bernama Masjid Bani Salamah.

Pada permulaan Islam, Rasulullah SAW dan umat Islam melakukan shalat dengan menghadap kiblat (arah Baitul Maqdis di Yerusalem. Namun, pada tahun ke 2 Hijriyah di bulan Rajab, saat RasulullAh SAW sedang melaksanakan shalat Dhuhur di masjid Bani Salamah tersebut, turunlah wahyu surat Al Baqarah (2) ayat 144.


Dalam shalatnya semula Rasulullah menghadap ke arah Masjidil Aqsha (ke arah Utara) tetapi setelah turun ayat tersebut di atas, beliau menghentikan sementara, kemudian meneruskan shalat dengan menghadap ke Masjidil Haram (ke arah selatan). Dari peristiwa tersebut maka Masjid ini diberi nama masjid Qiblatain yang berarti Masjid berkiblat dua.

Dalam beberapa waktu, bangunan masjid ini sempat memiliki dua arah mihrab yang menonjol, yakni mengarah ke Masjidil Haram di Mekah dan Masjidil Aqsha di Palestina yang umumnya digunakan imam shalat. 


Setelah renovasi, masjid ini fokus satu mihrab yang menghadap Ka’bah di Mekah dan meminimalisir mihrab yang menghadap ke Yerusalem, Palestina.

Ruang mihrab masjid ini mengadopsi geometri ortogonal kaku dan simetri yang ditekankan dengan menggunakan menara kembar dan kubah kembar. Kubah utama menunjukkan arah kiblat yang benar dan kubah kedua hanya dijadikan sebagai pengingat sejarah.

Lokasi Masjid Qiblatain terletak di Jalan Khalid bin Walid, Jalan menuju kampus Universitas Madinah, dekat Istana Raja ke jurusan Wadi al-Aqiq (4,3 Km dari Masjid Nabawi melalui jalan raya).

jumrahonline

International Islamic Expo, Video on 2015

by
.

Penyelenggaraan International Islamic Expo 2015 ini bertujuan untuk mempertemukan para stakeholder dalam pelaksanaan Umrah, Haji dan Wisata Islami (Islamic Tourism).

Menurut Anggito Abimanyu, Chairman International Islamic Expo 2015, di eksibisi ini pula calon jamaah bisa memilih travel yang diminati. Pengunjung bisa langsung mendaftarkan diri, berkonsultasi mengenai manasiknya, memilih rombongan, memilih jadwal untuk berangkat Umrah dan melakukan transaksi. Jadi semua itu One stop Service'. (Simak interview bersama Anggito Abimanyu tentang eksibisi ini, klik disini)

Ia mengatakan, "Para penyelenggara umrah dan haji memanfaatkan event ini untuk berkomunikasi dengan khalayak ramai. Pihak perbankan pun akan memanfaatkan ini untuk mendukung kegiatan transaksi di sana secara elektronik."

Jadi semua pihak yang terlibat dieksibisi ini akan mendukung dan mensukseskan penyelenggaraan umrah mendatang. Sampai bertemu di Jakarta Convention Center, tanggal 13 - 15 November 2015.
jumrahonline

Masjid Quba’, Pahala Shalat Setara Umrah

by
Masjid Quba’, Pahala Shalat Setara Umrah Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun Rasulullah SAW di kota suci ini. Selain Masjid Nabawi, Masjid Quba merupakan tempat 'wajib' kunjung jemaah haji dari berbagai belahan dunia.

Terletak di tepi Jalan Medina 42318, Madinah, Arab Saudi, masjid bercat putih dengan empat menara ini tampak bersahaja dengan arsitekturnya yang sederhana.

Di sekitar Masjid Quba yang berjarak 2,3 km dari Masjid Nabawi, sejak zaman Rasulullah memang dipenuhi pohon kurma, dan saat ini masih menyisakan sedikit lahan untuk perkebunan. Sebagian besar kebun kurma di Madinah kini sudah tergerus pembangunan.


Masjid ini pertama kali dibangun ketika Rasulullah sampai di Madinah. Beliau tiba di Quba’ pada Senin 16 Juli 622 M. Dan ketika di Quba’ beliau menempati rumah Kalsum bin Hadam dari kabilah Amir bin Auf (Banu Auf bin Malik bin Aus), dan mendirikan Masjid di atas sebidang tanah milik Kalsum bin Hadam.

Masjid Quba’ adalah masjid yang pertama didirikan oleh Rasulullah dan masjid ini pula disebutkan dalam Al-Qur'an dengan nama masjid Taqwa.


"Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (masjid Quba’), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya, di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih."(QS At Taubah:108).

Masjid ini dibangun Rasulullah sebanyak dua kali, pertama ketika kiblatnya menghadap Baitul Maqdis dan yang kedua ketika kiblatnya menghadap Baitullah.

Dalam membangun masjid ini Rasulullah dibantu oleh Malaikat Jibril yang memberi petunjuk arah kiblat masjid tersebut. Di masjid ini pula pertama kali diadakan shalat berjamaah secara terang-terangan.

Terletak di tepi Jalan Medina 42318, Madinah, Arab Saudi, masjid bercat putih dengan empat menara ini tampak bersahaja dengan arsitekturnya yang sederhana. Di sekitar Masjid Quba yang berjarak 2,3 km dari Masjid Nabawi, sejak zaman Rasulullah memang dipenuhi pohon kurma, dan saat ini masih menyisakan sedikit lahan untuk perkebunan.

Bangunan masjid ini berkali-kali dilakukan perubahan dan perluasan, yakni pada masa Khalifah Utsman Ibn Affan RA, Khalifah Umar bin Abdul Aziz menambahkan menara. Tahun 435 H diperbaiki lagi oleh Abu Ya’ia al Husaini. Tahun 1245 H oleh Sultan Muhammad ke II, bangunan masjid ini juga direnovasi.

Di depan masjid ini dahulu terdapat sebuah sumur bernama Aris, yang tawar airnya. Di sumur ini cincin Rasulullah jatuh ke dalamnya, maka sumur itu, sering disebut juga sumur Khatim yang berarti cincin.

jumrahonline

Tantangan Umat Muslim Di Musim Haji 2015

by
Kita sebagai manusia telah ditakdirkan lahir dan hidup bersama dengan tantangan. Dan segala macam yang terjadi dalam lingkungan sekitar kita adalah sebuah tantangan yang harus bisa dijawab. Namun sayangnya, seringkali kita hanya sekadar pasrah menerimanya, yang kemudian tidak belajar darinya dan tantangan itu berlalu begitu saja.

Dalam kasus yang terjadi di Tanah Suci, kita masih ingat rangkaian peristiwa yang telah terjadi di tahun-tahun sebelumnya, dan banyak membawa korban yang masif jumlahnya. Mulai tragedi di terowongan Mina, kebakaran tenda-tenda di Arafah, peristiwa saat melempar jumrah banyak yang jatuh korban karena terinjak-injak, dan tahun ini musibah jatuhnya crane di Masjidil Haram.



Sejarah mencatat, beberapa kali kejadian fatal menewaskan ribuan anggota jamaah haji, selama tiga dekade terakhir, sejak 1994 - 2015.

24 September 2015,Diperkirakan sebanyak 1.107 Jemaah meninggal di Mina Jalan 204 akibat berdesak-desakan dan terinjak untuk pelemparan Jumrah.

11 September 2015,Crane proyek perluasan Masjidil Haram menimpa atap sai, menembus dua lantai. Sedikitnya 107 jemaah tewas dan 238 terluka.

12 Januari 2006,Sebanyak 346 Jemaah Tewas dan 289 lainnya terluka karena bertabrakan di jembatan Jamarat.

1 Februari 2004,Ritual pelemparan Jumrah kembali menelan korban. Sebanyak 251 jemaah tewas dan 244 terluka.

5 Maret 2001, Ritual pelemparan Jumrah kembali menelan korban. Sebanyak 35 jemaah tewas.

9 April 1998, Sebanyak 118 Jemaah meninggal dan 180 terluka saat insiden di jembatan Jamarat untuk pelemparan Jumrah.

15 April 1997,Sebanyak 343 Jemaah meninggal dan 1.500 terluka akibat kebakaran tenda jamaah di Mina.

23 Mei 1994,Sebanyak 270 Jemaah meninggal dalam ritual pelemparan Jumrah di Mina akibat berdesak-desakan dan terinjak.


Yang jelas, tidak bisa kita abaikan bahwa musibah-musibah ini terjadi salah satunya adalah karena kelalaian manusia sendiri. Sebagai contoh, peristiwa di terowongan Mina. saat itu Pemerintah Arab Saudi hanya membuat satu terowongan, tanpa memperhitungkan kapasitas yang akan ditampung yang dari waktu ke waktu semakin bertambah. 

Setiap tahunnya, jemaah masuk dan keluar melalui terowongan yang sama, yang puncaknya adalah peristiwa yang membawa korban. Jawaban dari tantangan itu adalah Pemerintah Arab Saudi membuat dua buah terowongan, sehingga kejadian itu tidak terulang kembali.

Begitu pun untuk melempar jumrah. Sebelumnya hanya satu lokasi, yang mengakibatkan musibah dan banyak jemaah jatuh terinjak-injak. Sekarang untuk melempar jumrah sudah berjalan lebih baik, dengan dibuat jalan satu arah dan bertingkat pula. Jadi itu sebagai contoh bahwa sebetulnya manusia harus menjawab suatu tantangan agar terhindar dari musibah.

Dalam kasus crane jatuh itu memang sangat ironis. Di tengah dua juta jemaah yang akan melaksanakan ibadah haji, proyek pembangunan di sekitar Masjidil Haram tidak dihentikan terlebih dahulu. Sekitar 15 buah crane raksasa yang masing-masing seberat 1300 ton dengan tinggi mencapai 182 meter, masih dibiarkan berdiri di sekitar tempat ibadah sementara para jemaah lalu lalang disana tanpa perlindungan. 


Di sisi lain kita juga melihat bahwa belakangan ini di Arab Saudi sedang dilanda cuaca buruk, badai pasir berkecepatan tinggi. Sebelum musibah itu terjadi, sebetulnya badai pasir juga terjadi saat cuaca buruk, bahkan informasinya sudah tersebar luas termasuk ramai di sosial media. Tetapi badai pasir, crane berukuran raksasa dan keselamatan para jemaah, tampaknya tidak diperhitungkan akibatnya oleh Arab Saudi.

Lalu bagaimana sistem pengelolaaan ibadah haji mereka bisa menjamin para jemaah melaksanakan ibadah dengan aman dan selamat. Sementara kita melihat dari lokasi sekitar Masjidil Haram sangat terbatas perlidungan yang diberikan kepada jemaah. Tidak salah bila kita mengatakan ini sebagai kecerobohan, karena para jemaah haji didekatkan dengan sumber bahaya.

Mestinya banyak hal yang bisa dikalkulasi sebelum peristiwa buruk itu terjadi. Dalam hal ini, Arab Saudi yang telah diberi kehormatan untuk mengelola kedua kota suci Mekkah dan Madinah untuk pelaksanaan haji umat muslim se dunia. Dan dibalik kehormatan itu terselip tanggung jawab. Karena itulah dua kota suci itu berada dalam tanggung jawab Pemerintahan Arab Saudi.

Yang terpenting adalah ibadah haji yang luar biasa beratnya, dan pengelolaan harus sangat cermat, karena mengkoordinir lebih dari dua juta orang berkumpul ditempat yang sama dalam waktu yang sama pula. Selain haji tidak ada event apapun di dunia ini yang kapasitasnya sebesar itu dalam waktu yang relatif panjang.

Mereka melakukan rangkaian ibadahnya yang panjang mulai Tawaf di Masjidil Haram, selanjutnya saat menjelang Wukuf semua jemaah berjalan dan harus sampai di Arafah sebelum malam 9 Dzulhijah. Jemaah yang tidak masuk ke Arafah pada malam itu ibadah hajinya tidak sah. 


Bisa dibayangkan dengan waktu yang terbatas mereka harus berjalan, berdesakan dan berkumpul disana, selanjutnya mereka harus kembali berjalan beriringan dari Arafah menuju Mina, melewati Musdalifah untuk mengambil batu. Setelah selama tiga hari di Mina, mereka harus melakukan lempar Jumrah.

Semua rangkaian ritual itu dilakukan oleh sebanyak dua juta manusia dalam waktu dan tempat yang sama. Sebetulnya menjadi kewajiban setiap umat manusia dimana pun mereka berada termasuk di Arab Saudi, untuk bisa mengurangi semua potensi yang akan menyebabkan musibah sedini mungkin. 


Memang tidak mungkin menghindari terjadinya kecelakaan hingga nol persen. Karena manusia tetaplah memiliki kelemahan. Namun yang harus kita lakukan adalah meminimalisir kelemahan yang ada, agar tidak berdampak buruk bagi orang lain. Kejadian itu semua merupakan pembelajaran bagi pemerintahan Arab Saudi, agar semua jemaah yang menunaikan ibadah di tanah suci terjaga dari peristiwa menyedihkan itu.

Musibah di Tanah Suci di mata Indonesia

Memang negeri ini memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, sehingga setiap tahun pun jumlah jemaah haji Indonesia selalu yang terbesar. Setiap negara mendapatkan kuota sebesar 10% dari jumlah penduduk, sehingga kita memperoleh kuota sekitar 200.000 jemaah setiap tahunnya. Oleh karena itu Indonesia berhak meminta kepada Arab Saudi memberi jaminan keselamatan bagi jemaah asal Indonesia. Bahkan kalau terjadi musibah, penting bagi kita meminta mereka melakukan investigasi dan asuransi.

Sudah sejak lama ada keinginan dari negara-negara muslim dunia untuk melakukan internasionalisasi kepada dua kota suci itu, tetapi keinginan tersebut ditolak oleh Pemerintah Arab Saudi. Mereka mengatakan bahwa penguasa dan pengelola tunggal kota Mekkah dan Madinah itu ada ditangan pemerintah Arab Saudi. Karena itu merupakan kehendak yang sudah dinyatakan oleh mereka, maka melekat tanggung jawab kepada arab saudi untuk menjamin semua umat muslim seluruh dunia yang menjalankan ibadah haji disana.

Melihat jumlah jemaah yang menjadi korban 107 korban dan berasal dari banyak negara (termasuk 10 orang dari Indonesia), Tentunya semua negara akan menuntut Pemerinta Arab Saudi untuk bertanggungjawab atas musibah yang telah terjadi. Sebagai negara muslim terbesar Indonesia memiliki kemampuan menjadi yang pertama menyatukan suara dan mendorong upaya perbaikan dalam hal pelaksanaan haji di tanah suci tersbut.

Pemerintah Indonesia harus berani mengatakan bahwa ada ketidakberesan pada pelaksanaan haji kali ini yang membuat jemaah ke dalam situasi yang tidak aman di dalam menunaikan ibadah haji di sana. Negara tidak bisa melepas tanggung jawab atas keselamatan warganya, baik ketika mereka berada di tanah air maupun di tanah suci. Pemerintah harus mengkomunikasikan semua yang menjadi tuntutan dari pihak korban yang luka atau pun yang meninggal, kepada pemerintah Arab Saudi dengan cara-cara elegan dan diplomatik.

Dengan demikian, kejadian ini juga menjadi tantangan kita untuk terus menerus membuat pelaksanaan haji kita lebih baik lagi di masa ke masa.

jumrahonline

Al-Khawarizmi, Kegemilangan Sains Dalam Peradaban Islam

by
Al-Khawarizmi, Kegemilangan Sains Dalam Peradaban Islam
Selain dikenal sebagai penulis kitab-kitab tentang angka-angka India-Arab, dia juga sebagai penggagas ilmu aljabar. Dia pun menjadi orang pertama yang menyingkap tentang Al-Muhaddah (ketajaman) yang dikembangkan ilmuwan Jepang, Siki Kaw yang hidup pada 1642-1707 Masehi. 

Meskipun demikian, para ilmuwan Jerman bersikeras mengatakan bahwa ilmuwan Jerman, Libniz (1646 - 1716 M) adalah penemu ketajaman dan diterapkan dalam sains terapan oleh ilmuwan Perancis Ostine Cuchi (1789-1857 M).

Al-Khawarizmi, lahir pada 194 Hijriyah (780 Masehi), dengan nama lengkap Abu Ja'far Muhammad ibn Musa Al-Khawarizmi. Nama Al-Khawarizmi ini dinisbahkan kepada kota kelahirannya, yakni Khwarizm (sekarang Khiva Modern) daerah di bagian Timur Laut Kaspia, di kaki dataran Amu Darya (Oxus), Uzbekistan. Pada masanya, wilayah Khwarizm pernah menjadi tempat bagi pusat peneliti Asia yang termasyhur dan tetap dikenang.

Di Abad ke 7, saat itu kalangan ilmuwan Arab beranggapan bahwa astronomi merupakan ilmu pengetahuan yang membutuhkan matematika yang mendasarkan pada observasi dan kalkulasi yang kompleks. Kemajuan astronomi bergantung kepada observatorium yang mereka bangun, pada peralatan astronomi yang mereka buat dan berbagai tabel serta katalog astronomi yang mereka susun.

Adanya perpaduan antara kedua cabang ilmu itulah yang mengharuskan ilmuwan seperti Al-Khawarizmi perlu menguasai keduanya. Dan pada kenyataannya, Al-Khawarizmi putra Musa Al-Khawarizmi telah membuktikan bahwa ia memiliki kemampuan untuk menguasai dan memadukan kedua ilmu tersebut. Bahkan pikiran-pikirannya semakin mendapatkan tempat ketika dia dipercaya untuk menduduki jabatan penting di sebuah perpustakaan Bait Al-Hikmah. (Kisah menarik ini dapat anda baca selengkapnya disini)


Dituliskan kembali oleh Erwin E Ananto | Jumrah.com

10 Negara Klaim Jamaahnya Tewas di Insiden Mina

by
10 Negara Klaim Jamaahnya Tewas di Insiden Mina
Sementara ini, melalui data-data yang dikumpulkan dari masing-masing negara menyatakan bahwa sebanyak 131 korban berasal dari negara Iran dan 87 korban lainnya dari Maroko.

Dikutip dari Arabnews, Sabtu (26/9), negara-negara lain yang melaporkan kematian warga negaranya di antara jamaah haji korban musibah Mina, di antaranya  Mali sebanyak 30 orang, India 14 orang, Mesir delapan orang,  Pakistan tujuh orang, Senegal lima orang, Turki empat orang, Aljazair, Kenya, dan Indonesia, masing-masing tiga orang, dan Belanda satu orang.

 
Petugas haji resmi Pakistan menyatakan bahwa sebanyak 236 jamaah haji mereka masih menghilang setelah peristiwa musibah Mina tersebut.

Menteri Agama dan Wakaf Mesir Mohammed Mokhtar Gomaa mengatakan bahwa sebanyak 30 warga negaranya terluka pada musibah tersebut. Di Twitter, Menteri Luar Negeri India Sushma Swaraj mengatakan bahwa 13 orang India terluka dalam insiden Mina.

Lalu, Presiden Senegal Macky Sall menyerukan agar penyelenggara ibadah haji tahun ini dievaluasi.

jumrahonline

Arab Saudi Diyakini Ceroboh dalam Insiden Mina, Ini Alasannya

by
Arab Saudi Diyakini Ceroboh dalam Insiden Mina, Ini Alasannya
1. Dua jalur menuju Jamarat ditutup tanpa alasan

Ketua Tim Jamaah Haji Iran, Said Ohadi mengatakan tragedi Mina bisa dihindari seandainya dua jalur menuju Jamarat (tempat pelaksanaan lempar jumrah) tidak ditutup.


Selepas salat Idul Adha, ribuan jamaah yang melewati rute Jalan 204 berbondong-bondong menuju Jamarat. Mereka mengejar waktu yang afdhal melakukan rukun wajib haji itu.

Namun, Ohadi terkejut karena rombongannya mendapati dua jalur ditutup. Padahal, ketika kepanikan mulai terjadi akibat adanya jamaah asal Mesir jatuh di salah satu jembatan, jalur itu bisa menjadi rute evakuasi darurat.

"Jalur itu ditutup untuk alasan yang tidak terjelaskan," ujarnya.

Ohadi meyakini penutupan itulah biang kerok utama sehingga jamaah saling injak. Jamaah Iran yang tewas mencapai 89 orang dalam insiden di Mina tahun ini.

"Insiden hari ini menunjukkan ketidakmampuan pengelola haji mengatur arus jamaah, serta kurang adanya perhatian terhadap keselamatan jamaah haji," ungkap Ohadi.

Jamaah haji asal Inggris, Bashaar Jamil yang selamat dari tragedi menuturkan alasan yang sama. Selepas lempar jumrah, dia bersama ibunya mendapati dua jalur ditutup.

"Itu 30 menit sebelum tragedi terjadi. Sebelum dua jalur itu ditutup, sebetulnya arus menuju Jamarat ramai lancar," akunya.

2. Tidak ada posko kesehatan darurat

Kantor berita AFP mewawancarai seorang jamaah haji asal Sudan yang selamat dari tragedi saling injak di Mina. Dia menyebut ribuan orang merangsek ke sana kemari akibat dehidrasi. Banyak yang tidak sabar menuju Jamarat, karena jarak masih jauh.

Situasi diperparah ketiadaan posko kesehatan darurat. Jamaah lansia, difabel, ataupun yang kelelahan, menurutnya harus bisa menepi di jalur padat 204.

"Ini pelaksanaan haji paling buruk dari yang pernah saya ikuti tiga kali sebelumnya," kata jamaah enggan disebut namanya itu.

Jamaah asal Inggris, Bashar Jamil, yang selamat beberapa menit sebelum tragedi saling injak terjadi, mengatakan seharusnya ada jalur darurat untuk manula atau jamaah difabel. "Saya melihat ini faktor ketidaksiapan pemerintah Saudi," tuturnya.

3. Tidak ada petugas mengatur arus jamaah

Abdullah Lofty (44) termasuk korban selamat dalam Tragedi Mina. Jamaah asal Mesir ini mengaku tidak pernah sekalipun mendengar arahan petugas dari pemerintah Saudi yang membatasi jumlah jamaah menuju Jamarat.

Ketika ribuan orang berbondong-bondong menuju Jalur 204 selepas pukul 07.00 waktu setempat, semuanya bergerak sendiri-sendiri tanpa komando yang jelas.

"Terlihat ketidaksiapan pengelola haji mengatur sekian banyak orang. Seharusnya insiden seperti ini tidak perlu terjadi," ungkapnya saat diwawancarai kantor berita Associated Press.

4. Kuota meningkat, Saudi tak sanggup lagi urus haji sendirian

Ali al-Ahmed, peneliti ibadah haji, mengatakan Makkah merupakan kota suci paling mematikan di dunia. Data peneliti Yayasan Kajian Teluk ini menunjukkan lebih dari 7 ribu jamaah meninggal 30 tahun terakhir ketika menjalankan rukun Islam kelima.

"Saudi sebetulnya tidak layak lagi mengelola pelaksanaan haji sendirian," kata Ali.

Pengelolaan arus jamaah yang tersentral disebut-sebut sebagai biang kerok insiden fatal kerap terjadi selama pelaksanaan haji di sekitar Makkah. Dia mengusulkan OKI membentuk panitia bersama mengelola ibadah haji.

Ironisnya, kata Ali, Saudi terus meningkatkan kuota haji saban tahun. Dampaknya sudah terlihat dari tragedi crane tempo hari. Renovasi Masjidil Haram melibatkan alat berat tujuannya agar bisa menampung lebih banyak jamaah tahun depan.

"Jelas sekali ketika (crane jatuh) proses pembangunan telah mengabaikan keselamatan jamaah. Tentu saja pemerintahan Saudi tidak bisa lepas tangan," tudingnya.

merdeka.co.id

Ini Alasan Arab Saudi Diyakini Ceroboh Dalam Insiden Mina

by
Ini Alasan Arab Saudi Diyakini Ceroboh Dalam Insiden Mina
Pelaksanaan ibadah haji 2015 diwarnai rentetan insiden tragis. Pada 11 September, derek raksasa (crane) jatuh, menimpa jamaah di Masjidil Haram. Akibatnya korban tewas mencapai 111 orang serta 238 lainnya luka-luka. 

Pemerintah Arab Saudi setelah menggelar investigasi menyatakan ada kombinasi kelalaian kontraktor Bin Laden yang tidak mengubah posisi crane, diperburuk datangnya badai menghantam Makkah.

Tragisnya pada puncak ibadah haji setelah wukuf, tragedi berskala lebih besar terjadi. Ribuan jamaah yang berdesakan menuju ke lokasi lempar jumrah saling injak di Jalan 204, Mina. Korban tewas lebih banyak dibanding kasus jatuhnya crane tempo hari. Data termutakhir menyatakan 717 orang tewas, dengan lebih dari 800 lainnya cedera sebelum sempat melempar jumrah.
(Baca :
4 Alasan Arab Saudi Diyakini Ceroboh dalam Insiden di Mina)


Iran, yang 89 warganya tewas dalam insiden di Mina, segera mengkritik pemerintah Arab Saudi sebagai pengelola tunggal ibadah haji. Ketua Tim Jamaah Haji Iran, Said Ohadi, menyebut Saudi sangat tidak profesional dalam penyelenggaraan haji tahun ini.

Dia mengaku punya bukti bahwa pengelola haji melakukan keteledoran tidak perlu sehingga jatuh banyak korban jiwa.

"Petinggi Arab Saudi harus dimintai pertanggungjawaban," kata Ohadi seperti dilansir the Guardian (24/9).

Insiden ini menjadi amunisi banyak pihak yang sejak lama mengusulkan pelaksanaan haji di Makkah dan Madinah dijalankan bersama-sama. Minimal oleh setiap perwakilan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Iran termasuk yang paling vokal menyuarakan tuntutan tersebut.

"Kami tidak mungkin membiarkan insiden ini berlalu begitu saja," kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian.

Iran jengkel mendengar pernyataan Menteri Urusan Haji Arab Saudi, Iyad Madani, yang mengatakan berusaha mencegah bencana terulang kembali di Mina, tapi semua upaya gagal karena kehendak Allah. Ini kali kedelapan saling injak menewaskan jamaah terjadi di lokasi dekat lempar jumrah. Insiden Mina 2015 adalah yang terburuk dalam 25 tahun terakhir.

Beberapa Jamaah asal Mesir dan Sudan yang terjebak dalam gelombang saling injak di Mina turut mengkritik pengelola Haji, seperti dilaporkan kantor berita AFP. Mereka mengaku telah beberapa kali berhaji, dan baru tahun ini pengelolaan begitu buruk.

Lantas apa saja sebetulnya dasar mereka mengkritik Saudi? 

Berikut daftarnya seperti dirangkum disini terdapat 4 alasan


Pengakuan Jamaah Indonesia: Kenapa Kami Harus Berbelok?

by
Jamaah Indonesia: Kenapa Kami Diminta Berbelok?
Akses jamaah Indonesia ke Jamarat melalui Jalan King Fahd sempat ditutup pada Kamis (24/9) pagi. Jamaah yang berhasil melintas ke akses untuk jamaah asal Asia ke Jamarat mengatakan, tidak mengetahui alasan penutupan. (Baca: Pemerintah Selidiki Alasan Askar Belokkan Jemaah Indonesia)

"Jalan kosong. Saya juga sempat heran kenapa jalan kosong kok ditutup? Kenapa kami diminta berbelok?" kata jamaah Kloter JKS 61 Roni ‎Herdianto (34 tahun), Jumat (25/9) malam waktu setempat. Bahkan, Roni sempat foto-foto dan beristirahat menuju Jamarat.


Roni menjelaskan, dia bisa langsung mengakses Jamarat sesuai jalur yang tertera pada peta dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Jalur itu juga sesuai yang disurvei oleh jamaah sebelum rangkaian ibadah di Mina.

Setelah melakukan lontar jumrah, jamaah langsung menuju Masjidil Haram untuk menuntaskan rukun haji, yaitu tawaf ifadah dan sa'i. "Kami baru tahu ada kejadian dari orang tua di Tanah Air yang menelepon," ujar Roni.

Jamaah asal Purwakarta, Jawa Barat itu menjelaskan, ada delapan rombongan yang tergabung dalam Kloter JKS 61. Setiap rombongan beranggotakan 45 orang. Delapan rombongan ini berangkat dalam tiga gelombang.

"Ada tiga gelombang yang berangkat. Yang tidak sarapan, yang sarapan, dan yang sarapannya terlambat. Yang berbelok itu yang sarapan," kata Roni.

Roni menjelaskan, tiga rombongan berangkat pertama, disusul tiga rombongan, dan terakhir dua rombongan. "Yang banyak menjadi korban itu rombongan 4, 6, dan 9," ujar dia.

Dia menuturkan, tiga rombongan pertama berangkat lebih dulu karena membawa jamaah uzur dan menggunakan kursi roda. Dua rombongan dapat melintas dengan mudah di Jalan King Fahd. Rombongan terakhir sempat terhalang melewati akses untuk jamaah asal Asia tersebut.

Askar, kata Roni, meminta rombongan berbelok ke kiri, yaitu melintasi Jalan 223 yang menjadi penghubung Jalan King Fahd dan Jalan 204. Ketika itu, dia sempat hendak berbelok. Namun, dia urung melanjutkan perjalanan melalui Jalan 223 karena sudah terlalu padat.

Roni pun ngotot melintas di Jalan King Fahd dengan alasan membawa jamaah yang sudah uzur dan menggunakan kursi roda. "Akhirnya, dua orang askar mengizinkan. Setelah kami lewat, jalannya ditutup pagar pembatas," kata dia.

Akses yang ditutup membuat tiga rombongan dalam gelombang kedua tidak bisa lagi melintas di Jalan King Fahd. Mereka harus berjalan kaki melintasi Jalan 223 lalu Jalan 204. "Kalau yang terjadi di jalan itu, saya sama sekali tidak tahu. Yang saya tahu jalan yang lurus (Jalan King Fahd) itu lancar," ujar dia.


Jalan 204 merupakan lokasi kejadian jamaah terhimpit dan berdesak-desakan. Sebagian dari mereka terinjak-injak, sebagian lainnya terkena sengatan matahari dan dehidrasi. Akibatnya, 717 jamaah meninggal dunia dan 853 mengalami luka.

PPIH Arab Saudi telah mengonfirmasi tiga korban berasal dari Indonesia. Enam jamaah Indonesia juga mengalami luka dan masih dirawat di rumah sakit di Mina dan Makkah. Hingga kini, PPIH Arab Saudi masih melakukan penyisiran di rumah sakit milik pemerintah setempat dan pemulasaran jenazah di Al Muaisim.

Sebanyak 192 jamaah asal Kloter JKS 61 sempat dilaporkan belum kembali ke tenda di Mina pascakejadian Kamis (24/9). Hingga Jumat malam, sebagian besar yang dilaporkan hilang sudah kembali.

"Ada 55 yang belum pulang, 11 dikabarkan meninggal," ujar Kepala Kloter JKS 61 Aceng Sukendar.

republika.co.id

Kronologi Beloknya Jamaah Indonesia ke Jalan 204

by
Jalan 204 bukan akses untuk jamaah Indonesia menuju lokasi melontar jumrah atau Jamarat di Mina, Arab Saudi. Namun, jamaah dari tiga kelompok terbang (kloter) justru melintas akses tersebut menuju ke Jamarat pada Kamis (24/9) pagi. (Baca: Pengakuan Jamaah Indonesia: Kenapa Kami Harus Berbelok?)


Ketua Kloter JKS 61 Aceng Sukandar mengatakan, seluruh jamaah dari kloternya berangkat pada pagi hari karena mengejar waktu utama atau afdol. Seluruh jamaah sudah mengikuti jalur sesuai peta yang diberikan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. (Baca: Pemerintah Selidiki Alasan Askar Belokkan Jemaah Indonesia)

 
Peta yang diberikan menunjukkan dua warna, yaitu jalur hijau untuk akses menuju Jamarat dan jalur merah untuk akses kembali ke tenda di Mina. Jalur hijau, yaitu melalui Jalan King Fahd. "Jalur lurus itu memang untuk jamaah asal Asia," kata Aceng, Jumat (25/9).

Ada delapan rombongan yang berangkat pada Kamis (24/9)  pagi. Tiga rombongan berjalan lurus melintasi Jalan King Fahd untuk menuju Jamarat.

"Sudah ada rombongan ketiga yang melintas di jalan lurus itu lalu disetop dan harus berbelok ke kiri, ke jalur orang-orang Afrika," ujar Aceng.

Jamaah yang tergabung dalam tiga rombongan Kloter JKS 61 pun berbelok ke Jalan 223 yang menjadi penghubung antara Jalan King Fahd dan Jalan 204.

"Ada delapan rombongan. Tiga rombongan bisa lewat lurus (Jalan King Fahd), tiga rombongan berbelok, dan dua yang terakhir bisa lurus lagi," kata jamaah Kloter JKS 61, Roni Herdianto (34 tahun).

Dari Jalan 223, jamaah masuk ke Jalan 204. Jalan 204 merupakan akses ke Jamarat yang digunakan oleh jamaah asal Libanon, Iran, Irak, Nigeria, dan Mesir. Ketika masuk ke Jalan 204, menurut Aceng, sudah terjadi kepadatan.

"Itu orang-orang Afrika baru pulang dari Jamarat sedangkan kami mau menuju Jamarat sehingga berpapasan di jalur itu," ujar dia.

Pertemuan jamaah yang telah selesai melontar jumrah aqabah bertemu dan jamaah yang hendak menuju Jamarat menyebabkan kekacauan. Aksi saling dorong terjadi sehingga banyak korban yang terinjak-injak dalam kejadian itu.

jumrahonline

Data Korban Mina Tewas Lambat, Ini Penjelasan Menteri Lukman

by
Data Korban Mina Tewas Lambat, Ini Penjelasan Menteri Lukman
Kementerian Agama hingga saat ini baru mengidentifikasi dua dari tiga jemaah haji asal Indonesia yang tewas dalam tragedi Mina. Tidak hanya itu, 225 jemaah dikabarkan belum kembali ke pemondokan masing-masing.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan lambannya proses identifikasi disebabkan adanya regulasi Arab saudi yang harus dipatuhi pemerintah Indonesia. "Pemerintah Saudi punya regulasi, tradisi, serta tata cara tersendiri dalam mengatasi hal-hal seperti ini. 


Inilah yang menyebabkan kami tidak cukup leluasa, misalnya untuk mengakses informasi di rumah sakit. Ada hal-hal yang menyebabkan prosesnya butuh waktu,” ujar Lukman dalam sesi sharing dengan jemaah haji di Mina, Jumat, 25 September 2015.

Apalagi untuk menyatakan seseorang itu wafat harus berdasarkan kesaksian yang bisa dipertanggungjawabkan. "Tentu pertanggungjawaban secara medis bahwa seseorang itu memang betul-betul telah wafat,” kata Menteri Lukman.

Menurut Lukman, informasi terkait dengan jemaah wafat tidak cukup mengandalkan pengakuan pihak keluarga bahwa dirinya menyaksikan keluarganya wafat di pangkuan tanpa dibarengi informasi tentang indikasi bahwa yang bersangkutan wafat. “Selama tidak bisa dijelaskan indikasinya, maka sulit bagi kami untuk mengatakan bahwa yang bersangkutan wafat,” tutur Lukman.

Sebab, Lukman melanjutkan, secara yuridis, pernyataan seseorang tentang jemaah wafat harus bisa dipertanggungjawabkan, apalagi terkait dengan peristiwa luar biasa dan terjadi di luar negeri. Untuk itu, data jemaah wafat harus didasarkan pada hasil pemeriksaan petugas kesehatan atau tim medis.

“Karena itu, pemerintah harus menahan diri menunggu sampai adanya pihak yang memiliki otoritas menyatakan bahwa seseorang wafat atau tidak,” ucapnya.

Hingga saat ini, ada 225 jemaah Indonesia belum kembali ke kelompok terbang masing-masing setelah insiden Mina. Mereka berasal dari kelompok terbang (kloter) BTH (Batam) 14 sebanyak 14 orang, kloter SUB (Surabaya) 48 sebanyak 19 orang, dan kloter JKS (Jakarta Bekasi) 61 sebanyak 192 orang.

jumrahonline
 

Pemerintah Selidiki Alasan Askar Belokkan Jemaah Indonesia

by
Pemerintah Selidiki Alasan Askar Belokkan Jemaah Indonesia
Pemerintah Indonesia akan menelusuri alasan Askar (pihak keamanan Arab Saudi) mengarahkan jemaah Indonesia berbelok kiri ke jalan 223. Alhasil, ratusan jemaah Indonesia harus melewati jalan 204, yang menjadi lokasi terjadinya insiden jamaah berdesak-desakan pada Kamis, 24 September 2015, pagi. (Baca: Kronologi Beloknya Jamaah Indonesia ke Jalan 204)


Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengaku mendengar keterangan korban asal Indonesia yang menyebut Askar mengarahkan jemaah ke jalan yang berbeda harus ditelusuri. (Baca: Pengakuan Jamaah Indonesia: Kenapa Kami Harus Berbelok?)


"Sebab jalur kita adalah yang lurus sesuai dengan peta dan warna hijau,” katanya, usai berbincang dengan jemaah dari Kelompok terbang (Kloter) JKS 61 Embarkasi Jakarta-Bekasi, Jumat, 25 September 2015 malam.

Jalur yang seharusnya dilewati jemaah Indonesia yaitu Jalan King Fahd. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah memberikan peta kepada jemaah. Warna hijau menunjukkan jalur yang harus dilintasi oleh jemaah menuju jamarat (tempat melempar jumrah). Jalur tersebut juga sesuai dengan pengaturan yang diberlakukan oleh Pemerintah Arab Saudi.

Karena kejanggalan itu, Menag menyatakan pemerintah akan meminta alasan dan keterangan mengapa Askar mengarahkan jemaah Indonesia yang hendak menuju jamarat ke lokasi yang berbeda. “Ini yang sedang kita dalami,” kata dia.

Jumat malam, Menag mengunjungi jemaah dari KloterJKS 61 di Maktab 7, Mina Jadid, Arab Saudi. Dia mendengarkan curahan hati jemaah yang menjadi korban insiden di Jalan 204, Mina. Menag juga menyampaikan duka cita mendalam kepada jemaah yang keluarganya wafat karena kejadian itu.


"Semoga khusnul khotimah. Mereka yang berpulang kondisi yang sangat baik. Di Tanah Suci dan hendak beribadah. Saya harapkan keluarga mengikhlaskan," kata dia.

Menag menyatakan upaya pemerintah untuk perbaikan layanan penyelenggaran haji di Arab Saudi tidak akan berhenti. Pemerintah Indonesia akan menyampaikan kepada Arab Saudi untuk menyelesaikan persoalan seperti di Jalan 204 Mina.

dream.co.id


Rais Aam PBNU Serukan Salat Ghaib untuk Korban Tragedi Mina

by
Rais Aam PBNU Serukan Salat Ghaib untuk Korban Tragedi Mina
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma'ruf Amin menyampaikan duka cita atas meninggalnya ratusan jemaah haji di Mina. Dia menyerukan umat Islam menggelar Salat Ghaib untuk para korban.

"Semoga umat Muslim bisa mendoakan jemaah haji yang menjadi korban di Mina serta mendoakan keselamatan dan kesehatan para jemaah yang sedang menjalankan prosesi haji," ujar Ma'ruf melalui keterangan tertulis diterima redaksi.

Ma'ruf berharap para korban meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Dia juga berharap keluarga yang ditinggalkan dapat tabah.


"Semoga menjadi syahid, husnul khatimah dan jadi ahlil jannah dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran serta kekuatan untuk meneruskan perjuangan," kata dia.


Lebih lanjut, Ma'ruf juga meminta Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi untuk memastikan para korban luka-luka segera ditangani. Dia pun berharap otoritas Kerajaan Arab Saudi meningkatkan pelayanan ibadah haji.

"Kami akan memberikan masukan kepada pemerintah Arab Saudi untuk terus mencari pola terbaik dalam peningkatan pelayanan haji," terang Ma'ruf.

dream.co.id

Cara Para Malaikat Mencatat Amal Kita

by
PERBANYAKLAH ISTIGHFAR. Manusia ternyata selalu mendapatkan pengawasan dari malaikat-malaikat utusan Allah. Hal ini bukan isapan jempol belaka, melainkan tertulis di dalam Al-Qur’an dan hadist. Diterangkan bahwa satu malaikat berada disisi kanan manusia untuk mencatat amal baik, sedangkan disisi kiri bertugas untuk mencatat hal-hal buruk yang dilakukan manusia.

Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa ada lima malaikat yang bergantian menemani manusia siang dan malam. Dua diantaranya menjaga pada malam hari, dua lagi bergantian menjaga pada siang hari, dan satu malaikat tidak pernah berpisah dengan manusia.

Malaikat akan berada di sisi kanan dan kiri jika manusia duduk. Ketika manusia berjalan, satu malaikat akan berada di depannya, dan malaikat yang lain berada di sisi belakang manusia. Dan ketika manusia tidur, kedua malaikat akan berada di dekatnya kepalanya.

Hal ini dijelaskan dalam surat Qaaf 16 – 18 yang artinya,


“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”, “(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri”. “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (Qaaf 16 – 18)”

Rasulullah bersabda, malaikat sebelah kanan bisa lebih dapat dipercaya dibanding malakat pencatat keburukan di sebelah kiri. Hadits tersebut sebagaimana dikatakan oleh Imam al Munaawi dalam syarah Jami’ushshaghier, Faidhul Qadir 2/579 mengutip Majma’ Az Zawa`id yang artinya,

"Maka jika manusia beramal jelek dan malaikat di sebelah kiri akan menulisnya, maka malaikat di sebelah kananya berkata kepadanya, “Tunggu dulu, tunggulah selama 7 jam, jika dia beristighfar kepada Allah jangan kau tulis dan jika dia tidak beristighfar maka tulislah satu kejelekan."

"Para malaikat datang berganti-ganti kepada kalian pada waktu malam dan siang hari. Mereka berkumpul saat shalat subuh dan Ashar. Kemudian yang menjaga kalian di waktu malam naik."


Kemudian Allah Yang Maha Mengetahui urusan mereka, bertanya kepada malaikat-malaikat tersebut, "Bagaimanakah keadaan hamba-Ku ketika kalian tinggalkan? mereka menjawab, "Kami tinggalkan mereka ketika mereka sedang shalat dan kami datang juga ketika mereka sedang shalat."
(HR.Muslim)

Malaikat ini menulis amal kebaikan dan kejelekan diantara kedua bahunya. Lidahnya sebagai pena, mulutnya sebagai tempat tinta, keduanya menulis amal manusia sampai datang hari kematiannya. Dan saat manusia sudah masuk ke liang lahat,  kedua malaikat berkata:

“Wahai Tuhanku, Engkau telah menyerahkan kepada kami hamba-Mu untuk menulis amalnya dan sungguh Engkau telah mencabut ruhnya, maka ijinkanlah kami naik ke langit.”

Maka Allah SWT berfirman,

“Langit telah dipenuhi dengan malaikat yang membaca tasbih, maka kembalilah kalian berdua dan bertasbihlah kepada-Ku, bacalah takbir dan tahlil, dan tulislah bacaan-bacaan itu untuk hamba-Ku sampai dia dibangunkan dari kuburnya.”

Artinya malaikat-malaikat ini akan menemani manusia hingga hari pembalasan kelak. Itulah sebabnya manusia harus punya adab yang baik dalam menjalankan keseharian agar malaikat ini mau selalu dekat dengannya.

Beberapa hal yang membuat malaikat penjaga menjauhi kita adalah rumah yang ada anjing, gambar, patung & lonceng, Malaikat tidak suka orang yang bakhil/pelit. Malaikat mencela orang yang suka mencela, malaikat menjauhi orang yang telanjang dan masih banyak hal-hal buruk lainnya.

pirasi.com

Negara-negara Muslim Sampaikan Dukungan Pada Saudi Terkait Insiden Mina

by
Negara-nNegara-negara Muslim Sampaikan Dukungan Pada Saudi Terkait Insiden Mina
Dubai – Negara-negara Muslim pada Jumat, (25/09) menyatakan dukungan penuh terhadap Arab Saudi  atas penanganan haji menyusul insiden yang merenggut nyawa 719 jemaah haji di Mina.

Di Abu Dhabi, Yang Mulia Shaikh Mohammad Bin Zayed Al Nahyan, Putra Mahkota Abu Dhabi dan Deputi Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, dalam panggilan telepon, menyatakan simpati yang tulus dan ucapan belasungkawa untuk Pangeran Mohammad Bin Nayef Bin Abdul Aziz Al Saud, Putra Mahkota Saudi, atas insiden itu.

Shaikh Mohammad berdoa kepada Allah SWT agar memberkahi jiwa para korban dan memberikan penghiburan dan kesabaran pada keluarga yang berdukaa, lapor WAM.

Sebelumnya, sejumlah pejabat Iran mempertanyakan kemampuan kerajaan untuk mengelola ibadah tahunan ini, Organisasi Kerjasama Islam mengatakan dukungannya pada upaya Arab Saudi menjaga keamanan sekitar dua juta jemaah haji.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan sikapnya bahwa Arab Saudi telah melakukan yang terbaik untuk terselenggaranya ibadah haji.

Imam dari Masjid Agung Dubai, Dr Saleh Al Thalib mengatakan bahwa kerajaan Saudi sepenuhnya mampu menangani haji, sembari menekankan “kedaulatan tak terbantahkan” Saudi atas tempat-tempat suci itu.

Dia mengecam orang-orang yang "mengeksploitasi" tragedi "untuk keuntungan politik".

Pemerintah Saudi sedang menyelidiki apa yang memicu bencana di Mina, sekitar 5 km dari Makkah, dan Raja Saudi Salman Bin Abdul Aziz mengatakan ia telah memerintahkan peninjauan rencana kerajaan untuk ibadah haji.
 
(dbs)

Opini: Benarkah Insiden Mina By Design?

by
OPINI: Benarkah Insiden Mina By Design?
Banyak analisa yang berkembang pasca insiden Mina yang hingga kini telah memakan korban jiwa lebih dari 500 orang. Lalu mengapa terjadi musibah yang amat memilukan ini? Ada beberapa benang merah yang coba saya himpun, ini baru analisa pribadi.

Setelah kejadian tersebut yang lantang memojokkan Saudi adalah Iran, resmi dari para pemimpinnya, jangan tanya dengan para pengikutnya, termasuk di Indonesia

Sebenarnya wajar sekali Saudi dikritik, tapi nada mereka sangat terkesan unsur ‘syamatah’…. bahasa kita adalah ‘rasain lu’... ‘makan tuh’

Yang rame juga kaum liberalis, mereka dapat amunisi besar untuk pojokkan Saudi. Mereka lupa, konser musik yang cuma puluhan ribu sering terjadi insiden.

Sangat besar kemungkinan, insiden ini by design (telah dirancang), ada yang siap membuat masalah, dan sudah disiapkan pula statement politiknya

Membaca beberapa berita yang masuk dan info dari kawan-kawan, besar kemungkinan, kaum syiah bermain.

Jamaah haji Iran termasuk jamaah haji terbesar jumlahnya, bahkan mungkin yang pertama atau kedua setelah Indonesia

Laporan media: Insiden terjadi berbarengan mengalirnya gelombang jamaah haji asal Iran dalam jumlah sangat besar (http://sabq.org/aWHgde)

Ada saksi mata yang laporkan, jamaah haji Iran kembali dari jamarat melalui jalan yang sama, seharusnya melalui jalur lain. Tentu saja arus mereka berlawanan dan bentrok dengan arus jamaah yang hendak berangkat ke Mina untuk melontar jumrah,  terjadilah insiden tersabut.

Beberapa data menguatkn hal ini, lokasi kemah jamaah Iran berada di belakang TKP. Maka praktis TKP menjadi jalur pergi pulang jamaah Iran dan jamaah warga Arab serta warga Asia selatan.

Kemudian, dari data sementara korban yang saya dapatkan, jamaah haji Iran paling banyak jumlahnya

Kita tahu, kondisi politik Iran dan Saudi sedang panas-panasnya. Pasukan koalisi sedang bergerak rebut ibu kota Yaman yang dikuasai houthi dukungn Iran

Jelas ada kepentingan besar untuk jatuhkan Saudi di mata internasional. Merekayasa insiden haji adalah hal yang cukup efektif.

Secara idiologis, hari kesepuluh Zulhijjah memiliki arti tersendiri bagi kaum Syiah . Apa itu?

Kita tentu tahu catatan dalam sirah, tahun 8 H turun perintah haji, lalu tahun 9 H Rasulullah saw utus Abu Bakar dan para sahabatnya pergi haji

Rasulullah saw sendiri belum pergi haji pada tahun terssbut, beliau baru pergi haji tahun ke 10nya. Tahun ke-9 beliau sibuk terima delegsi dari berbagai suku.

Makanya tahun itu disebut Aamul wufuud, tahun datangnya berbagai delegasi dari berbagai suku Arab untuk bertanya tentang Islam.

Selain itu, Rasulullah saw tidak pergi haji pada tahun itu, karena masih ada orang musyrik yang pergi haji dan masih ada yg thawaf telanjang

Jangan heran, dalam masyarakat Arab Jahiliyah, juga dikenal ibadah haji, sisa-sisa peninggalan ajaran Nabi Ibrahim, tetapi dengan sejumlah penyimpangan. Di antaranya adalah kalau tawaf, mereka telanjang, katanya biar total ibadahnya.


Abu Bakar Rasulullah saw perintahkan bersama sejumlah sahabat, untuk umumkan dua perkara penting; Pertama, setelah tahun ini tidak boleh ada lagi orang musyrik yang pergi haji. Kedua; Tidak boleh lagi ada yg tawaf dalam keadaan telanjang.

Pada saat itu turunlah surat Al-Baroah, nama lain surat attaubah, yg isinya membatalkan semua perjanjian dg kaum musyrikin Arab ketika itu

Kesimpulannya, pada hari kesepuluh Zulhijjah, pada hari Nahr atau Idul Adha, Abu Bakar asshidiq umumkan di Mina keputusan Nabi terssbut.

Dengan demikian, sejak saat itu, riwayat kemusyrikan dan prakteknya tamat dari tanah suci Mekah. Lalu tahun depannya Nabi pergi haji.

Apa kaitannya pengumuman yang disampaikan Abu Bakar tadi dengan orang-orang Syiah? Mereka berpendapat yang berhak mengumumkan itu seharusnya Ali.

Versi mereka, ini sudah menyangkut masalah kenegaraan, dan Ali ra bagi syiah adalah pemilik sah kekhalifahan setelah Rasulullah saw. Kejadian ini bagi mereka memperpanjang bukti, Abu Bakar ‘merampas’ wewenang Ali.

Maka permusuhan mereka terhadap Abu Bakar menjadi-jadi, lalu moment 10 Dzulhijjah bagi jamaah haji syiah sering digunakan kesempatn muzoharoh, demonstrasi. Mereka menyebutnya sebagai muzoharoh baro’ah, demontrasi untuk berlepas diri dari kemusyrikan.

Tapi hakekatnya adalah pengagungan terhadap Ali dan Husain. Sedangkan baro’ahnya adalah kepada Abu Bakar, Umar dan kaum suni yg mereka sebut nawasib. Talbiahnya pun bukan Labbaika Allahumma labbaik, tapi labbaika yaa Husein.

Beberapa tahun lalu, rombongan mereka dalam jumlah besar di Mina, mengangkat panji-panji besar, persis demonstrasi.

Yel-yelnya ketika itu adalah ‘Al-Maut Li Amrika’ Mampuslah amerika. Saat itu Amerika masih jadi setan besar bagi Syiah.

Beberapa benang merah inilah yang mendasari kesimpulan bahwa sedikit atau banyak, ada faktor kesengajaan kaum syiah dalam insiden ini.

Hal ini tidak menutup mata kemungkinan adanya kelalaian dari pihak penyelenggara haji, Saudi. Tapi juga jangan menutup mata atas usaha keras mereka.

Masukan harus disampaikan secara utuh dan terpadu, bagus juga jika dibuatkan tim pencari faktanya di antara negara Islam.

Isunya insiden karena adanya rombongan Raja Salman atau pangeran, itu mustahil. Untuk apa Raja Salman blusukan ke sana saat-saat padat.

Kalau mereka mau melontar, ada ruangan bawah tanah jamarat, khusus untuk pejabat dan tamu-tamu khusus.

Ini bukan analisa karena kebencian, atau mencari-cari alasan. Jujur saja, insiden ini sangat tidak normal.
dakwatuna.com

Review: Situs Sejarah Islam di Mekkah Makin Punah

by
Review: Situs Sejarah Islam di Mekkah Makin Punah
Beberapa situs paling suci bagi umat Islam, Mekkah, di Arab Saudi terancam punah. Pemerintah Kerajaan di Riyadh setuju dengan pembangunan Masjidil Haram menjadi kawasan megapolitan. Akibatnya, beberapa peninggalan sejarah Rasul Muhammad saw dinyatakan hilang.

The Independent baru-baru ini mengatakan upaya penyulapan kawasan Masjidil Haram menjadi kawasan elitis telah berlangsung sejak sepekan lalu.

Sebuah dokumentasi yang dilansir beberapa media internasional menunjukkan aktivitas pengerukan tanah di sebalah timur Ka'bah. Jejeran eskavator melubangi lahan dan membumihanguskan beberapa situs-situs bersejarah umat Islam.

.
Dikatakan, situs yang telah hancur adalah tempat Rasul Muhammad mengawali perjalanan Isra' Mi'raj (620 M). Situs lain yang ikut dihancurkan adalah kolom peninggalan Dinasti Ottoman dan Dinasti Abbasiyah.

 

Di tempat-tempat tersebut, dikatakan menyimpan segudang peninggalan kejayaan Islam berupa dokumentasi kaligrafi (seni menulis ayat-ayat suci Al-quran) tertua di dunia. Tempat-tempat yang babak belur itu juga mengandung sejarah bagi masa Khulafaur Rasyidin (632 - 661 M).

Press Television mengatakan, Kerajaan Saudi mengklaim penghancuran situs-situs tersebut adalah bagian dari rencana pembangunan multi-miliar dolar. Pembangunan dikatakan untuk peningkatan kapasitas peziarah yang singgah ke Masjidil Haram.

Raja Saudi Abdullah juga menunjuk ulama Wahabi dan Imam Masjidil Haram, Abdul Rahman al-Sudais sebagai penanggungjawab pembangunan kali ini. Tercatat dalam kesepakatan, konsorsium bernama Binladin Group adalah sebagai pemenang tender pembangunan tersebut.

Binladin Group adalah salah satu anggota utama dalam lingkaran ekonomi terbesar di Arab Saudi. Konsorsium itu dikatakan menjadi pintu lebar bagi investor asing yang hendak menanamkan modalnya di Tanah Arab.

Binladen Group juga menjadi kontraktor utama perluasan kompleks Masjid Nabawi di Madinah pada 2012 lalu. Pemerintah Kerajaan Saudi memang gemar meremajakan kompleks Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah.

Saban tahunnya, miliaran dolar digelontorkan untuk ekspansi dan perluasan. Kerajaan berdalih ekspansi tersebut adalah untuk peningkatan layanan dan daya tampung peziarah.

Memang, saban tahunnya jutaan umat muslim melangsungkan ritual keagamaan wajib di Makkah dan Madinah. Perluasan diperlukan lantaran semakin membludaknya jumlah jemaah.

Tahun lalu, pembangunan dan perluasan di Masjid Nabawi, sempat mendapat kecaman luas dari kelompok muslim dunia. Sebab konsorsium ini menyulap rumah Rasul Muhammad di kompleks masjid sebagai toilet umum.

Makam manusia tersuci bagi Umat Islam itu juga pernah terancam akan dibongkar untuk tujuan serupa. Bagi keluarga kerajaan dan Wahabi, situs-situs relijius tersebut berpotensi melunturkan nilai-nilai keagamaan, dan mendekati kemusyrikan.

Direktur Islamic Heritage Research Foundation, Irfan al-Alawi, mengatakan Kerajaan Saudi melakukan kecerobohan dalam pembangunan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Perluasan kawasan semestinya tidak menjadikan situs-situs sejarah tersebut sebagai objek penghancuran.

Kata dia, penghancuran tiga situs penting Umat Islam kali ini adalah langkah signifikan menuju penghancuran situs-situs Islam berikutnya. Al-Alawi menuding Kerajaan Saudi sedang menghapus catatan sejarah Umat Muslim.

Kritikus sejarah peradaban islam lainnya mengatakan, penghancuran situs-situs Islam adalah penghinaan. Press Television menggolongkan aktivitas penghancuran tersebut sebagai bagian dari agenda terselubung untuk menghilangkan rekam sejarah agama samawi terbesar ini.

republika.co.id - Minggu, 17 Maret 2013

300 Jemaah Haji Iran Penyebab Tragedi Mina?

by
300 Jemaah Haji Iran Penyebab Tragedi Mina?
Pejabat di Muassasah Haji Iran menyebutkan bahwa sekitar 300 jemaah haji asal Iran telah melanggar pengaturan gelombang pelontaran Jamarat sehingga mengakibatkan tragedi penumpukan jemaah di Jalan 204 pada hari tasyriq pertama.

Sebagaimana dikutip Islam Memo dari Media As-Syarqul Awsath (26/9/2015), pergerakan ratusan jemaah haji asal Iran ini dimulai dari Muzdalifah pada pagi Kamis secara langsung menuju Mina guna melontar Jamarat.

Mereka tidak kembali terlebih dahulu ke tenda-tenda mereka sebagaimana lazimnya jemaah haji pada umumnya, menunggu jadwal melontar yang ditentukan untuk mereka, dan dari Mina mereka kemudian kembali berlawanan arah di Jalan 204.

Akibatnya jemaah haji yang tidak mematuhi jadwal melontar ini kemudian bertabrakan dengan jemaah haji yang menuju Mina guna melontar Jamarat pada waktu yang telah ditentukan buat mereka.
.
Sumber-sumber yang lain menguatkan bahwa terdapat kamera pemantau yang dipasang Pemerintah Arab Saudi telah merekam ketidakdisiplinan jemaah haji Iran ini pergi melontar Jamarat di luar waktu yang telah disediakan buat mereka. Padahal seharusnya jemaah haji Iran ini melontar beberapa jam setelah tragedi terjadi, bersamaan jadwalnya dengan jemaah haji asal Turki.


Terkait pengaturan jadwal melontar, jubir Kemendagri Arab Saudi, Kolonel Mansur Al-Turky, menyatakan bahwa pengaturan sedemikian rupa, berkoordinasi dengan pengelola jemaah haji masing-masing negara, guna menjaga keselamatan jemaah haji yang berjumlah sekitar 1,3 juta orang dari seluruh dunia.

Sumber: Islam Memo

Memahami Latar Belakang Tragedi Mina 2015

by
Tampaknya pelaksanaan haji tahun ini sangat menyedihkan, musibah besar terjadi berulang kali, sangat layak di evaluasi. Setelah jatuhnya crane raksasa di Masjidil Haram, terbakarnya hotel jamaah haji Indonesia, hari ini terjadi musibah Mina.

Belum ada info detail tragedi Mina saat ini, tapi tanggal 10 dan 12 Dzulhijjah memang saat yang krusial bagi jamaah haji. Sering terjadi musibah. Mengapa tanggal 10 dan 12 sangat krusial bagi jamaah haji? Ini terkait dengan pengaturan, mentalitas serta pemahaman jamaah haji itu sendiri.

Pada hari ke 10 Dzulhijjah, ada 4 manasik penting dalam haji, melontar jumrah aqabah, menyembelih dam, menggundul dan tawaf sai. Nah yang krusial adalah masalah melontar. Ketentuannya dilakukan setelah subuh, sunah pada waktu Dhuha. Tapi bisa dilakukan sore atau malam.


Masalahnya, saat itu kondisi fisik jamaah sudah melemah setelah perjalanan melelahkan sejak tanggal 8 dari Mina ke Arafah, lalu dari Arafah ke Muzdalifah. Semua dilakukan di tengah lautan manusia, lebih dari 2 juta, udara sangat panas dan dalam titik tertentu, sangat padat dan berdesak-desakan.
 

Yang sering terjadi, sebagian dari jamaah haji, dan itu jumlahnya bisa ratusan ribu, bahkan lebih dari 1 juta, memaksakan jalan dari Muzdalifah ke Mina. Biasanya yang seperti ini dari bangsa Afrika dan dataran India, serta mereka yang tidak memiliki tenda resmi. Perkiraan saya, korban dari jamaah RI sedikit.

Meskipun tidak tertutup kemungkinan ada juga jamaah RI yang jadi korban, tapi sekali lagi insya Allah sedikit dibanding jamaah dari negara lain.

Ada 2 tipe jamaah haji yang pagi-pagi berjalan kaki dari Muzdalifah ke Mina. Tipe Pertama mereka yang ingin laksanakan sunah haji secara strik, kurang fleksibel. Sunnahnya memang melontar pada hari ke 10 ini pada waktu Dhuha. Nah, banyak yang kejar sunah ini. Biasanya mereka dari daratan Afrika dan India.

Tipe Kedua mereka yang tidak punya tenda resmi di Mina, biasa disebut haji koboi. Tidak ada pilihan, mereka jalan langsung ke Mina, kadang bawa tas besar. Adapun yang punya tenda, biasanya dari Muzdalifah, dapat singgah dulu sambil lihat-lihat suasana, setidaknya mereka bisa istirahat dan kumpulkan stamina.

Nah, kedua tipe ini yang cukup dominan adalah orang-orang dari dataran Afrika dan India; Pakistan, India dan Bangladesh, (afwan bukan bermaksud rasial). Ada juga dari negara-negara lain, termasuk dari Indonesia.

Adapun jamaah haji yang resmi, umumnya mereka akan diangkut oleh bis khusus atau kereta ke tenda-tenda mereka terlebih dahulu.

Kembali ke pejalan kaki ini, yang khas juga dari sebagian mereka, adalah fisiknya tinggi besar, cenderung temperamental dan egonya lumayan. Masalahnya lagi, jalan dari Muzdalifah yang asalnya lebar dan banyak, mendekati Mina menjadi menyempit, semacam bottle neck.

Menyempit di sini bukan berarti benar-benar sempit. Jalannya sudah lebar, tapi untuk menampung jumlah jamaah yang besar, jadi terasa sempit. Nah, di sinilah yang sangat krusial. Jumlah ratusan ribu tiba-tiba datang seperti air bah, jalan menyempit, lalu terjadilah desak-desakan, ada yang panik, dll.

Temperamen keras dan tidak mau mengalah memperparah keadaan, ada kondisi fisik melemah, haus… akhirnya terjadi kepanikan, korban pun jatuh. Kadang kejadiannya sulit diperkirakan. Jamaah bisa begitu saja datang dalam jumlah besar, sedangkan di waktu lain, normal-normal saja.

Jadi, musibah kali ini bukan di jamarat, tapi di jalan menuju jamarat. Ini yang mungkin kurang di antisipasi dengan maksimal. Sebab yang fokus diperhatikan selama ini adalah jamarat. Karena sekian tahun yang sering terjadi musibah adalah di jamarat. Saat itu jamarat masih dua lantai. Tidak cukup menampung beban jamaah yang sangat besar, mudah terjadi desak-desakan, khususnya tanggal 10 dan 12 tersebut.
 

Namun sejak beberapa tahun lalu, masalah jamarat relatif teratasi dengan sangat baik setelah diperluas dan dibangun menjadi 5 lantai. Sehingga beberapa tahun terakhir ini, tidak kita dengar berita musibah dari jamarat. Info dari beberapa teman, tadipun jamarat normal.

Nah rupanya jalan menuju jamarat yang kini menjadi titik krusial. Sebenarnya banyak petugas yang mengarahkan atau mengatur. Cuma itulah, kadang ada sebagian jamaah haji yang sulit diatur. Beberapa tahun lalu, beberapa petugas meninggal karena membendung arus jamaah. Maksudnya untuk mengurangi kepadatan di jamarat. Namun apa daya, bendungannya tak kuat menahan arus jamaah yang menjebolnya, dan tumbanglah mereka.

Memang berat, kalau sudah berada di pusaran kepadatan, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Minimal kita bertahan agar jangan jatuh. Kalau jatuh bahaya.

Jadi kesimpulannya, musibah ini terjadi di jalan menuju jamarat, karena desak-desakan dengan kondisi seperti yang saya sebutkan tadi. Jadi akumulasi kepadatan luar biasa, keletihan, suhu sangat panas, penyempitan jalan, dan sebagian karena memaksakan dan tidak taat aturan.

Betapapun ini adalah musibah, kita terima dengan ridha, tapi masalah evaluasi harus dilakukan, jika terbukti ada kelalaian harus dijatuhi hukuman.
 

dakwatuna.com

Nama 14 Jamaah Haji Indonesia yang Wafat dalam Tragedi Mina

by
Nama 14 Jamaah Haji Indonesia yang Wafat dalam Tragedi Mina
Berdasarkan hasil identifikasi terbaru, total jemaah Indonesia yang meninggal dunia akibat insiden di Mina menjadi 14 orang. Daftar ini masih mungkin bertambah lagi, karena beberapa wajah di tepat identifikasi banyak wajah seperti orang Indonesia.

Menurut  Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Abdul Djamil, pada proses identifikasi di pemulasaran mayat tersebut, ia melihat ada sekitar 500 jenazah yang harus diidentifikasi satu per satu, untuk memastikan ada jemaah Indonesia atau tidak.

Sayangnya, lanjut Djamil, sebagian besar jemaah Indonesia tidak menggunakan gelang yang menjadi identitas mereka, maupun identitas lain seperti tas.

"Jadi pertama datang kami lihat yang wajahnya terlihat seperti orang Indonesia. Kemudian apakah ada tanda lain seperti slayer atau ihram yang bertuliskan Indonesia," ujar Djamil seperti dikutip Antara. Bila tidak ada, baru di cek silang dengan ketua kloter masing-masing.

Berikut nama-nama korban tewas yang telah diidentifikasi di pemulasaran mayat di Moeasim, Arab Saudi, pada Sabtu dinihari mengutip keterangan Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Arsyad Hidayat, di Mekkah, Arab Saudi, Sabtu:

1. Abdul Halim bin Ali Satina, kloter SUB 48 nomor paspor A4514455;
2. Eti Kusmiati Idit Supriadi, kloter JKS 61 nomor paspor B0932959;
3. Nani Unah Ratnani, kloter JKS 61 nomor paspor B0745299;
4. Mohammad Yuhan Suprianto, kloter JKS 61 nomor paspor A5737138;
5. Koko Koswara Oyong Suwaryo, kloter JKS 61 nomor paspor B0732931;
6. Adryansyah Idris Usman, kloter BTH 14 nomor paspor A3826040;
7. Dede Kurniasih Sulaeman, kloter JKS 61 nomor paspor B0745305;
8. Dadang Barmara Memed, kloter JKS 61 nomor paspor B0214365;
9. Yahman Mistan Meslan, kloter UPG 10 nomor paspor B0693120;
10. Ratna Abdul Gani Muhammad, kloter BDJ 1 nomor paspor A0912791;
11. Susimah Slamet Abdullah, kloter SOC 62 nomor paspor B0874968.

Sedangkan, tiga lainnya yang telah diumumkan meninggal adalah: 

1. Hamid Atwi Tarji Rofia dari Kloter SUB 48 nomor passpor B1467965,
2. Busyaiyah Syahrel Abdul Gafar dari kloter BTH 14 nomor passpor A27084,
3. Abdul Karim Sumarmi Idris dari Kloter SUB 46 nomor passpor B1023417.

jumrahonline

Kilas Balik: Proyek Ambisius di Tanah Kudus

by
Pada Juni 2008 itu suara-suara klakson truk-truk pengangkut material bangunan membelah ratusan jamaah yang bergegas menuju Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, suatu siang di penghujung Juni lalu. Di tengah sengatan matahari gurun sepanas 44 derajat celsius, para jamaah menepi sembari menutup hidung. Mereka terkepung kepulan debu pekat dari roda truk yang menjejak tanah tak rata akibat reruntuhan gedung.

Mobil pemadam kebakaran terlihat beberapa kali menyemprotkan air untuk mengurangi debu. Tapi upaya itu malah membuat sebagian jamaah yang berasal dari Indonesia ekstra hati-hati. "Awas kubangan, lompat sedikit, ya, Bu," seru seorang jamaah perempuan sambil memegang erat lengan sang bunda yang sudah berusia lanjut. Selamat dari kubangan, mereka masih berusaha agar tak tersandung pada bongkahan besar-kecil rongsokan bangunan.


Belasan ribu bangunan hotel, rumah, toko, dan kantor yang dulu memenuhi sisi barat daya hingga utara Masjidil Haram, kini nyaris rata dengan tanah. Suasana di lokasi seluas 230.000 meter persegi itu semrawut. Persis seperti zona perang. Bukit-bukit reruntuhan bangunan menyembul sepanjang tebaran mata. Beberapa gedung masih tegak berdiri, tapi nyaris tanpa dinding.

Ratusan truk, buldozer, dan crane milik kontraktor Saudi bin Laden terlihat hilir mudik. Sedangkan mesin-mesin pengungkit raksasa menjulang di angkasa, di sekeliling bangunan dan menara Masjidil Haram yang terbungkus kerangka besi. Semua ini membuat tampilan anggun masjid terluas di dunia itu seperti dalam kartu pos sama sekali tak terlihat.


Renovasi besar-besaran itu mulai berderap di Mei 2008 atas perintah Abdullah, selaku Penjaga Dua Kota Suci (Khadimul Haramain). Raja Abdullah ingin menambah 35% kapasitas Masjidil Haram. Pada saat ini, masjid seluas 356.000 meter persegi itu mampu menampung hingga 2 juta jamaah di dalam dan di halaman.

Proyek pengembangan keempat itu bisa dibilang yang terbesar. Menurut data dari Kementerian Urusan Kota dan Desa, yang dipublikasikan kantor berita KPA, Pemerintah Arab Saudi akan memperluas halaman masjid, membangun tempat parkir, dan memperluas lokasi sa’i antara Bukit Shafa dan Marwah menjadi tiga tingkat.

Pembangunan intensif juga terjadi di Armuna (Arafah, Musdalifah dan
Mina) yang menjadi rangkaian tempat pelaksanaan ibadah haji. Tempat pelemparan jumrah ditata ulang demi keamanan jamaah. Jaringan transportasi subway juga akan dibangun mulai seputar Masjidil Haram hingga Arafah.
.
Proyek paling ambisius yang diperkirakan baru tuntas tahun 2020 itu bakal menyerap dana hingga US$ 100 milyar (Rp 920 trilyun). Besarnya dana yang luar biasa ini mencakup pembangunan gedung pencakar langit, pusat perbelanjaan, apartemen, dan hotel-hotel baru di Mekkah.

Sumber pendanaannya beragam, dari asing hingga dana internal Saudi yang tengah menikmati berkah melambungnya harga minyak dunia, yang nyaris menyentuh US$ 150 per barel. Meski proyek itu tergolong amat besar, para investor sama sekali tak ragu menanamkan modalnya. 


"Bagi mereka, tempat ini adalah safe haven yang menjanjikan keuntungan besar. Musim haji dan umrah rutin berjalan tiap tahun, dengan jumlah muslim dunia yang terus bertambah,” kata Imad Awad, Head of Equity Capital Markets NBD Investment Bank.

Setiap tahun, jumlah jamaah haji mencapai 4 juta orang, plus belasan juta jamaah umrah. Selama lima tahun mendatang, jumlahnya meningkat hingga 10% setiap tahun. Data Kadin Mekkah menyebutkan, tahun lalu, belanja para jamaah haji dan umrah mencapai 10 milyar riyal (Rp 25 trilyun) di Mekkah saja.

Kehadiran 15-an juta jamaah itu tentu saja membutuhkan akomodasi tempat tinggal serta kesempatan beribadah yang nyaman dan memadai. Inilah salah satu landasan utama Raja Abdullah menggelar renovasi dan perluasan Masjidil Haram dan seluruh lokasi ibadah haji lainnya. Menurut Fahas bin Al-Jarboa, Wakil Sekretaris Jenderal Supreme Commission for Tourism in Saudi Arabia, megaproyek itu bakal mengubah seluruh kawasan seputar Masjidil Haram. "Kami berharap, ini juga akan mengubah Mekkah secara dramatis," kata Fahas.


FANTASTIS, karena pembersihan kawasan sekitar Masjidil Haram tak segan meruntuhkan bangunan megah hotel bintang lima dan empat sekalipun. Mulai Hotel Sheraton, Hotel Sofitel, Hotel Qurtuba, Hotel Zahret, Hotel Darkum, Hotel Talal, Hotel Firdaus Umrah, hingga Hotel Firdaus Mekkah, semuanya akan diratakan dengan tanah. Hotel-hotel ini, bersama bangunan perumahan lainnya, masuk areal seluas 587.250 meter persegi di seluruh Mekkah yang harus ditata ulang.

Jika ditotal, renovasi Masjidil Haram dan kota Mekkah dijalankan lewat 973 proyek baru. Terbagi menjadi beberapa wilayah, seperti 85 proyek di wilayah Syamiyah yang terletak di sisi barat laut hingga utara Masjidil Haram. Kawasan ini akan dipenuhi hotel bintang lima, pertokoan, pusat perbelanjaan, dan restoran.

Di sisi barat Masjidil Haram yang meliputi kawasan Jabal Umar dan Jabal Ka’bah dibangun hal serupa. Plus stasiun kereta api induk, areal parkir yang mampu memuat 12.000 mobil, pasar, dan fasilitas umum lainnya. Sebuah terowongan sepanjang 1.000 meter akan dibangun menembus Jabal Umar dan menyambung ke Jalan Ummul Qura.

Di sisi tenggara dan selatan, yang mencakup kawasan Jabal Khandama, dibangun hunian untuk menampung 240.000 orang. Salah satu proyek terbesar di kawasan ini adalah Abraj al-Bait. Proyek pembangunan tujuh menara pencakar langit ini selesai tahun depan dan sanggup menampung 65.000 orang. Di kawasan ini juga dibuat jalur pejalan kaki menuju Masjidil Haram, yang terhubung dengan dua jalan utama.

Meski perombakan besar-besaran kali ini diiringi dengan pembangunan fasilitas angkutan massal dan pelayanan publik lainnya, bagi sebagian ahli sejarah dan tata kota, perubahannya terlalu besar. 


Salah satu pihak yang keberatan adalah Sami Angawi, arsitek dan pendiri Centre for the Custodian of the two Holy Mosques Institute for Hajj Research. Sami menilai, mereka tengah menyaksikan detik-detik terakhir Mekkah tampak seperti pada saat diciptakan Tuhan dengan lanskap dan gunung-gunungnya.

Pemerintah Saudi ingin meratakan gunung-gunung di Mekkah supaya lebih banyak lahan datar. “Mestinya lanskap kota Mekkah tradisional tetap dipertahankan. Jangan hanya memikirkan bagaimana menampung sebanyak mungkin orang dan seberapa banyak uang yang bisa diperoleh,” ujar Sami.

Beberapa pihak lain menyayangkan pembangunan gedung pencakar langit di sekitar Masjidil Haram itu. Sebab gedung pencakar langit itu akan menutupi pandangan dari Ka’bah dan landmark di sekelilingnya. Kondisi ini akan menghilangkan keseimbangan letak Masjidil Haram, yang secara filosofis dipandang sebagai contoh pusat keseimbangan dunia. 


"Alasan mereka bisa dipahami. Tapi, di sisi lain, kita butuh tempat untuk menampung jamaah,” kata Lahem al-Nasser, seorang ahli perbankan Islam yang mendukung megaproyek perluasan Masjidil Haram itu.

Megaproyek ini juga memicu kenaikan harga properti di Mekkah. Kini harga tanah mencapai 250.000 riyal (Rp 625 juta) per meter persegi di kawasan sekitar Masjidil Haram. Nyaris dua kali lipat dari harga tanah di Monako, negara yang selama ini memiliki kawasan real estate paling mahal menurut data Global Property Guide. 


"Malah para pengembang mengira, harga tanah akan naik empat kali lipat hingga 1 juta riyal (Rp 2,5 milyar) per meter,” ujar Imad Awad. Harga tanah yang paling mahal ini terletak di area yang bisa melihat langsung pemandangan Ka’bah.
(Arsip Gatra, 29 September 2008)


Top Ad 728x90